Nama :
M. Andika
NPM :
14110489
Kelas :
3KA25
Danau Toba
Danau
Toba adalah sebuah danau
vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar
30 kilometer yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini
merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat
sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau
Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang, Berastagi dan Nias,
menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sejarah
Diperkirakan
Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar
73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang
paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan
Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik
yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit
dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2
minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina
sampai ke Afrika Selatan.
Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas
permukaan laut.
Kejadian
ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA,
letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah
populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga
ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun
para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah
letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian
terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan
ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan
munculnya Pulau Samosir.
Tim
peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr.
Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs
arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh
para ahli geologi di selatan dan utara India.
Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah
letusan gunung berapi (supervolcano) Toba
pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah
timbunan abu Gunung Toba.
Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama
tujuh tahun, para ahli dari Oxford University
tersebut meneliti projek ekosistem di India,
untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan
di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan
berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu
dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran
debu gunung berapi
itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia.
Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba,
yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu
vulkanik yang sama di 2100
titik. Sejak kaldera kawah
yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil,
dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran
debu itu sampai terekam
hingga Kutub Utara.
Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan
super
gunung berapi
Toba
kala itu.
Diperkirakan
Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan
merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill
Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan
bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³,
dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan
tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah
menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya
terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan
laut.
Kejadian
ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti
kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah
manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu
sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es,
walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah
letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi
yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum
keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim
peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia,
mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa
telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli
geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang
bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba
pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah
timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari
sebaran abunya.
Selama
tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek
ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup
yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare
ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan
berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu
dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran
debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal
dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke
Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di
2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga
3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata
penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan
para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar