NAMA : M. ANDIKA
NPM : 14110489
KELAS : 3KA25
PETIR
Petir,
kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang
biasanya muncul pada musim hujan di saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang
menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang
disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini
disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan
suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita
analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif
atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral).
Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada
rangkaian listrik
yang bisa menyimpan energi sesaat (energy
storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan
bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial
antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada
awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya
dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan
berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif
berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi
cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan
ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan
muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron
mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir
lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air
yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir.
Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka
petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Riset awal
Pada awal penyelidikan listrik melalui tabung Leyden dan
peralatan lainnya, sejumlah orang (Dr. Wall, Gray, Abbé Nollet) mengusulkan spark skala kecil memiliki
beberapa kemiripan dengan petir.
Benjamin
Franklin, yang juga menemukan penangkal
petir, berusaha mengetes teori ini dengan menggunakan sebuah tiang
yang didirikan di Philadelphia. Selagi dia menunggu penyelesaian
tiang tesebut, beberapa orang lainnya (Dalibard dan De Lors) melakukan di Marly di Perancis
apa yang kemudian dikenal sebagai eksperimen Philadelphia
yang Franklin
usulkan di bukunya.
Franklin biasanya mendapatkan kredit untuk
menjadi yang pertama mengusulkan eksperimen ini, karena dia tertarik dalam cuaca.
Riset modern
Meskipun eksperimen dari masa Franklin
menunjukkan bahwa petir adalah sebuah discharge dari listrik statik, hanya ada
sedikit peningkatan dalam teori ini selama lebih dari 150 tahun. Pendorong
untuk riset baru berasal dari bidang teknik tenaga: jalur
transmisi tenaga digunakan dan teknisi ingin mengetahui lebih banyak
tentang petir. Meskipun sebabnya
diperdebatkan (dan masih berlanjut sampai sekarang), riset menghasilkan banyak
informasi baru tentang fenomena petir, terutama jumlah arus dan energi yang
terdapat.
Perlindungan terhadap Sambaran Petir
Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan
keganasan alam, salah satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode
untuk melindungi diri dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling
sederhana tapi sangat efektif adalah metode Sangkar
Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan
melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar